Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

Pages

HADITS YANG BERKAITAN DENGAN BUANG AIR


Buang hajat merupakan rutinitas amaliyah yang sering dilakukan semua orang. Maka alangkah baiknya bila kita mengetahui adab-adab buang hajat sesuai dengan tuntunan syari’at Islam yang mulia ini.
Adanya tuntunan dalam masalah buang hajat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sangat sempurna. Tidak ada yang tersisa dari problematika umat ini, melainkan telah dijelaskan secara gamblang oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Tak heran, jika kaum musyrikin pernah terperangah seraya berkata kepada Salman Al-Farisi radhiallahu ‘anhu:
“Sungguh nabi kalian telah mengajarkan segala sesuatu sampai-sampai perkara adab buang hajat sekalipun.” Salman menjawab: “Ya, benar…” (HR. Muslim No. 262)
        
 
A.      HADITS PERTAMA
  1. MEMBACA DO’A SEBELUM MASUK WC
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ اَلْخَلَاءَ قَالَ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ اَلْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ )  أَخْرَجَهُ اَلسَّبْعَة
  1. TERJEMAH :
“Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila masuk kakus beliau berdo'a: "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari Kejelekan dan barang-barang yang jelek." Dikeluarkan oleh Imam Tujuh
  1. TAFSIR MUFRADAT            :
Tempat  untuk buang hajat, WC, Kakus, atau Jamban      :                                       اَلْخَلَاءَ   
اَلْخُبُثِ  yang berma’na setan dari jenis laki-laki          :  خبيثBentuk Jamak dari
الْخَبَائِثِ  :     yang berma’na setan dari jenis perempuanخبيثة  Bentuk Jamak    
  1. SYARAH HADITS      :
                        Anas bin Malik adalah orang ke tiga dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadist, Ia meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits. Anas adalah (Khadam) pelayan Rasulullah yang terpercaya. Anas bin malik menceritakan Dalam hadits ini di sebutkan salah satu adab Rasulullah dalam hal buang hajat, yaitu Rasulullah ketika hendak masuk pada tempat buang hajat, wc ataupun yang lainnya meminta perlindungan kepada Allah dari segala bentuk kejahatan dan keburukan yang datangnya dari syetan.
            WC dan yang semisalnya merupakan salah satu tempat yang dihuni oleh setan. Maka sepantasnya seorang hamba meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala dari kejelekan makhluk tersebut, setan-setan dari jenis laki-laki dan setan-setan dari jenis perempuan. Adapun do’a yang Rasulullah ucapkan sebelum masuk ke dalam wc sebagaimana yang di terangkan dalam hadits tersebut, yaitu :
 اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ اَلْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
 “(Dengan menyebut nama Allah) Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.”
            Para ulama mengatakan اَلْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ di maksudkan segala bentuk kejahatan dan keburukan yang di lakukan atau yang datangnya dari setan-setan yang bersarang di dalamnya. yang mana setan adalah makhluk yang tak pernah kehabisan cara untuk mengganggu manusia utamanya seorang muslim yang dengan gangguan kejahatannya dan kejelakannya merusak agama dan ibadah yang mereka (orang muslim) kerjakan.
            Terkait dengan hadits ini dalam riwayat lain ada pula anjuran membaca Basmalah sebelum masuk ke dalam wc, sebagaimana di sebutkan dalam Hadits yang artinya :
Dari Ali bin Abi Thalib -radiyallahu anhu- bahwa Nabi -sallallahu alaihi wa sallam-berkata: “Pelindung/tabir antara mata jin dan bagian-bagian pribadi anak Adam jika salah satu dari mereka masuk toilet, adalah untuk mengatakan: ‘Bismillah’..
(Hadits Riwayat Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, hadits hasan)
Di jelaskan oleh sebagian ulama bahwa apabila seseorang membuang air di tempat terbuka, bukan dalam Wc atau tempat tertutup lainnya hendaklah do’a ini di baca di kala hendak mengangkat kain  atau membuka celana, jika membuang air di Wc maka do’a ini di baca ketika hendak masuk kedalamnya.
            Perkataan ibnu Bathal “dzikir ini di baca ketika hendak buang air, tempat tertutup ataupun di mana saja karena syaitan-syaitan itu di mana saja ada”.
 Sebagai tambahan penjelasan juga di sebutkan dalam hadits yang lain bahwa  Rasulullah mengajarkan kembali adab keluar dari WC, dengan membaca 
غُفْرَانَكَ, اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَذْهَبَ عَنِّيْ الَأذَى وَ عَافَانِيْ

“Aku mohon ampun kepada Allah, Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku penyakit dan yang telah menyehatkanku.”
Atau cukup dengan mengucapkan              غُفْرَانَكَ      
            Nabi memuji Allah sesudah membuang Air, terdapat kesan bahwa membuang air adalah suatu ni’mat yang besar karena sesungguhnya menahan kotoran yag ada pada tubuh  akan mendatangkan penyakit. oleh karenanya hendaknyalah seseorang yang selalu makan makanan yang sedap lagi lezat untuk kesehatannya dari perutnya yang sudah berupa kotoran di mudahkan dalam mengeluarkannya. membanyakkan puji kepada Allah yang memelihara kesehatannya itu. sekalipun mungkin membuang hajat  tidak di dalam jamban.
            Matan hadits ini di takhrijkan atau di riwayatkan oleh 7 orang pentakhrij/perawi hadits   أَخْرَجَهُ اَلسَّبْعَة , yakni : Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Turmudzi, an-Nasa’iy dan Ibnu Majah.

5.   KANDUNGAN HADITS
a.      Anjuran untuk berlindung diri dalam keadaan apapun terlebih ketika hendak masuk kedalam wc dan menjadikan Allah sebagai tempat kita memohon perlindungan atau meminta penjagaan dari suatu kejahatan atau keburukan. dengan membaca do’a tersebut.
b.      Adapun hikmah dari membaca doa sebelum memasuki kamar kecil adalah agar terhindar dari gangguan setan yang memang bersarang di kamar kecil sebagai tempat favorit mereka. Sehingga ketika seseorang membaca basmalah dan doa ini, maka setan-setan akan keluar dari kamar mandi tsb dan tidak akan mempengaruhi orang tsb. Walaupun demikian, dianjurkan untuk tidak berlama-lama di dalam kamar kecil (WC).
c.      Menunjukkan bahwa Rasulullah berdzikir mengingat Allah kapan dan dimanapun berada, bahkan ketika hendak masuk beliau meminta penjagaan kepadaNya, sehingga di katakan setelah buang hajat dan keluar dari wc beliau membaca غُفْرَانَكَ yang di artikan sebagai permohonan ampun kepada tuhan karena ketika beliau dalam wc atau tempat kotor tersebut beliau terlepas berdzikir kepada Allah.


B.    HADITS KE II
  1. BERISTINJA’ DENGAN AIR
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: ((كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَدْخُلُ اَلْخَلَاءَ فَأَحْمِلُ أَنَا وَغُلَامٌ نَحْوِي إِدَاوَةً مِنْ مَاءٍ وَعَنَزَةً فَيَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه
2.     TERJEMAH                          
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu berkata: Pernah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ke kakus lalu aku dan seorang pemuda yang sebaya denganku membawakan bejana berisi air dan sebatang tongkat kemudian beliau bersuci dengan air tersebut. Muttafaq Alaihi.
3.     TAFSIR MUFRADAT                     
غُلَامٌ    :                                                        Anak yang belum masuk usia dewasa
إِدَاوَةً                           Wadah kecil yang terbuat dari kulit untuk menampung air. :       
عَنَزَةً                                   Tongkat pendek yang ujungnya besi yang tajam       :       
فَيَسْتَنْجِي :                                                  Cebok, membersihkan diri setelah buang air
4.     SYARAH HADITS               
Anas bin Malik berkisah bagaimana Anas dan seorang anak seumurannya dari  Anshar berkhidmah untuk Rasulullah Saw, dengan menyiapkan sebuah wadah yang berisi air  untuk membersihkan dari kotoran, dan sebuah tongkat yang di tancapkan sebagai tanda bahwa disitu sedang ada orang yang berhajat, sehingga orang-orang akan menyingkir dan mejauh dari situ.
Hadits ini di terangkan guna untuk menolak faham yang mengingkari beristinja dengan air bukan pula untuk menolak pemahaman istinja yang mencukupi dengan batu.
Di yakini bahwa Air adalah pembersih yang tidak bisa di najiskan oleh apapun, adapun dalil yang menguatkan hal ini adalah
إِنَّ الْماَءَ طهُوْرٌ لايُنَجِّسُهُ شَيْئ
Namun tidak salah pula ketika batu di gunakan sebagai alat beristinja setelah buang hajat, karena memang dalam hadit Hadits ada yang menjelaskan adanya nabi beristinja dgn batu, yaitu:
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: ( أَتَى اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم اَلْغَائِطَ فَأَمَرَنِي أَنْ آتِيَهُ بِثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ فَوَجَدْتُ حَجَرَيْنِ وَلَمْ أَجِدْ ثَالِثًا. فَأَتَيْتُهُ بِرَوْثَةٍ. فَأَخَذَهُمَا وَأَلْقَى اَلرَّوْثَةَ وَقَالَ: "هَذَا رِكْسٌ" )  أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيّ ُ. زَادَ أَحْمَدُ وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ: ( ائْتِنِي بِغَيْرِهَا
“Ibnu Mas'u d Radliyallaahu 'anhu berkata: "Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam hendak buang air besar lalu beliau menyuruhku untuk mengambilkan tiga biji batu kemudian saya hanya mendapatkan dua biji dan tidak menemukan yang ketiga. Lalu saya membawakan kotoran binatang. Beliau mengambil dua biji batu tersebut dan membuang kotoran binatang seraya bersabda: "Ini kotoran menjijikkan." Diriwayatkan oleh Bukhari. Ahmad dan Daruquthni menambahkan: "Ambilkan aku yang lain.
            Namun ada sebagian ulama yang menolak faham tentang penggunaan air  ketika hendak beristinja alasannya yaitu di sebabkan karena kalau dengan air akan meninggalkan bau pada tangan.
            Ulama Syafi’i dan Hambali berpendapat bahwa beristinja’ cukup dengan batu, tidak mesti memakai air terkecuali ketika najis itu melampaui kitaran dubur, Namun sebagian ulama di antaranya Hasan Al-Basri, ibnu abi laila, Al-hasan ibnu Saleh Abu ‘Ali Al-Djubba’iy memahami beristinja’ ketika hendak ingin mengerjakan shalat tidak cukup dengan batu dan tapi menggunakan air. Penggunaan batu ketika beristinja di bolehkan dengan alasan tidak memperoleh air.
            Beristinja’ dengan air lebih di utamakan dari pada bersuci dengan batu Allah telah menyanjung penduduk Quba lantaran mereka bersuci dengan air. dengan turunnya ayat :

“… padanya ada orang-orang senang mensucikan diri, dan Allah menyukai orang-orang yang mensucikan dirinya”. (At-Taubah 108)
            At-Tirmidzi berkata bahwa inilah yang di amalkan oleh para ulama mereka lebih memilih istinja’ dengan menggunakan air, kendatipun bersuci dengan batu itu sudah memadai, namun mereka lebih senang bersuci dengan air dan memandangnya lebih utama. pernyataan ini di kemukakan oleh sufyan Ats-tsauri, Ibnul Mubarak, Asy-Syafi’I, Ahmad dan Ishaq.
5.     KANDUNGAN HADITS

  1. Adanya ajaran atau perintah bersuci ketika selesai buang hajat yaitu dengan cara istinja’ dengan air karena dengan air lebih bersih namun ketika tidak dapat memperoleh air di perbolehkan dengan batu atau yang lain selain dari pada benda bernajis. Di sinilah terkandung mudahnya ajaran agama islam mengatur segala hal dan tidak mempersulit dengan suatu apapun.
  2. Membuang air tidak boleh di sembarang tempat karena aurat terbuka dan melihatnya itu haram serta berlindung diri dari penglihatan orang banyak atau dengan memberi tanda bahwa pada tempat tersebut ada yang buang hajat, sehingga orang lain tau dan tidak ke tempat itu. begitupun halnya pada zaman sekarang dimana adanya WC sebagai tempat buang hajat, setidaknya tanda dengan menutup pintu orang lain tau ada yang sedang buang hajat di dalamnya.
  3.  ketika Hendak membuang air besar  hendaknyalah menyiapkan air terlebih dahulu untuk membersihkan kotoran selepas buang hajat dan untuk beristinja’ terlebih ketika tak ada seorang pun yang mampu menyiapkan kita air ketika telah buang air besar sehingga tak perlu lagi berdiri dan terkena Najis.   





    DAFTAR PUSTAKA
    Hassan. A, Tarjamah Bulughul Maram,1972, Diponegoro,Bandung;
    Ash-Shiddieqy,Hasbi,Prof. T.M , Koleksi Hadits-Hadits Hukum Jilid 1, Cet pertama 1972, Al-Ma’arif, Bandung;
    Kitab  تيسير العلام,عمدة الأحكام  , Jilid 1. Maktabah wa Mathba’ah Nahdatul Hadits, Makkah Al-Mukarramah
    Kitabاللؤلؤالمرجان   Jilid 1, Maktabah daarul fiihaa’ wa Maktabah Daarussalam, Kuwait
    Ismail, Syuhudi Drs. M, Pengantar Ilmu Hadits 1987, Angkasa, Bandung;
    Sumber-Sumber Media Online  :
    http://azansite.wordpress.com/2012/02/05/adab-dalam-buang-air-loket-1-fiqh-ibadah/
    http://elhijrah.blogspot.com/2011/08/cara-buang-air-menurut-sunnah-nabi.html
    http://alislamu.com/ibadah/3-thaharah/75-bab-adab-buang-hajatbuang-air.html
                Dan Lain-Lain.

1 komentar to HADITS YANG BERKAITAN DENGAN BUANG AIR:

SiNuFaRa Natsir mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar